Selasa, 29 November 2016

SISTEM PELUMASAN mesin mobil

SISTEM PELUMASAN


Gambar
     Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,  pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor      dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
        Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli (carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case).
FUNGSI PELUMASAN
  • Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
  • Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
  • Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Macam – macam sistem pelumasan
Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam – macam sistem pelumasan . Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat  mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian – bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas.  Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam – macam yaitu :
  • model roda gigi ( gear type )
  • model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .

Gambar
 Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.
Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.
GambarGambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Fungsi dari oli pelumas adalah :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.
Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :
1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.
2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.
Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.
Gambar
 Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.
Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah engine.
Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.
Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.
Gambar
Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.
Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.
GambarGambar : 5 Saringan oli By-pass.
Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.
Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.
Gambar
Komponen-komponen Sistem Pelumasan :
 
  • Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
  • Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
  • Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.
  • Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli.
  • Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
Gambar
Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan mesin.

CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin
PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN
  1. Warna merah berarti minyak tercampur bensin
  2. Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan
  3. Warna susu berarti bercampur dengan air
  4. Warna coklat berarti bercampur dengan karbon
Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

sumber:http://ihsaanf.blogspot.co.id/2015/06/pelumas-memegang-peranan-penting-dalam.html

Sistem Pendingin (Cooling System) Pada Mobil

Sistem Pendingin (Cooling System) Pada Mobil


Sistem Pendingin (Cooling System) Pada Mobil - Selain sistem pelumasan, sistem yang paling penting dalam sebuah mobil adalah sistem pendingin. Sistem pendingin ini merupakan sistem yang terdapat pada mobil maupun motor yang berguna untuk mendinginkan mesin, atau dapat juga dikatakan untuk menjaga/menstabilkan suhu mesin agar selalu pada temperatur kerja.

Bila dalam keadaan dingin, maka sistem pendingin belum bekerja. Air pendingin masih tetap di dalam radiator dan belum bersirkulasi untuk melakukan pendinginan, baru setelah mesin mencapai temperatur tertentu air pendingin akan mulai bersirkulasi untuk mendinginkan mesin. Yang mengatur fungsi ini adalah thermostat, thermostat akan membuka ketika mesin sudah pana, dan akan menutup ketika suhu mesin rendah atau dibawah spesifikasi. Dapat disimpulkan bahwa salah satu sitem pendingin adalah menstabilkan suhu kerja mesin.

Sebelum membahas tentang fungsi komponen sistem pendingin pada mobil, kami akan sedikit bosa-basi sedikit tentang cooling system ini.

Mengapa mesin perlu didinginkan?

Mobil dan motor termasuk golongan motor bakar, yang mana pasti menghasilkan panas dari proses pembakarannya. Disamping menghasilkan panas, komponen yang bergerak umumnya juga akan menimbulkan panas. Nah, bila panas ini berlebihan maka akan sangat merugikan, bisa menyebabkan kerusakan yang serius. Kita tahu bahwa sebagian besar mesin mobil terbuat dari bahan dasar besi/alumunium, dan dengan bahan dasar ini membuatnya dapat memuai. Pemuaian ini juga tidak baik, misal saja dapat membuat kepala silinder karena melengkung yang disebabkan oleh pemuaian yang diakibatkan oleh panas berlebihan. Jadi mesin pada mobil dan motor sangat perlu untuk didinginkan.

Pada motor bakar tidak semua hasil pembakaran dirubah menjadi tenaga yang berguna dalam menggerakkan mobil. Hanya sebagian saja yang digunakan, prosentasenya sekitar 23 - 28 persen saja yang dirubah menjadi tenaga untuk menggerakkan mobil.
Hampir semua benda di dunia ini apabila terkena panas akan terjadi pemuaian, dan sebagiannya lagi akan hancur atau meleleh. Pada umumnya komponen mesin mobil bahan dasarnya kebanyakan dari bahan alumunium/besi yang memiliki tingkat pemuaian yang tinggi, bila panasnya berlebihan pemuainnya pun juga berlebihan yang dapat membuat gesekan yang berlebihan dan kerusakan yang lebih cepat. Selain itu juga, banyak kasus telah  terjadi yaitu kepala silinder melengkung karena mesin mengalami over heating, yang salah satunya bisa disebaban oleh sistem pendingin yang tidak bekerja dengan baik.
Ingat bahwa terlalu dingin atau terlalu panas itu tidak baik, yang baik adalah pada temperatur kerja yaitu sekitar 80 - 93 derajat celcius. 
Fungsi sistem pendingin
Sistem pendingin (cooling system) pada mobil berfungsi untuk mendinginkan mesin, mencegah panas yang berlebihan (over heating), dan juga menjaga agar mesin pada temperatur kerja.
Umumnya sistem pendinginan pada mobil menggunakan sistem pendingin air, yang mana air merupakan komponen yang akan menyerap panas dari mesin kemudian air tersebut akan didinginkan di radiator. Selain menggunakan air, peninginan mesin juga dibantu dengan kipas yang menghembuskan udara ke arah mesin dan hembusan angin ketika mobil berjalan.

Komponen-komponen sistem pendingin
Pada sistem pendingin mobil terdiri dari berbagai macam komponen yaitu :
Sistem Pendingin (Cooling System) Pada Mobil
Sistem Pendingin (Cooling System) Pada Mobil

  1. Radiator : Fungsi radiator pada sistem pendingin adalah untuk mendinginkan cairan pendingin setelah menyerap panas dari mesin dengan cara membuangnya melalui sirip-sirip pendingin. Radiator sebagian besarnya terdiri dari upper tank, inti radiator dan lower tank.
  2. Kipas radiator : Fungsi dari kipas radiator adalah untuk menghembuskan udara ke arah mesin, sehingga terjadi pendinginan. Banyak yang menganggap bahwa, kipas radiator ini menghembusnya ke arah radiator, tetapi yang sebenarnya adalah menghembuskan ke arah mesin dan menghisap udara dari radiator. Apa yang terjadi bila kipas menghembuskan ke arah radiator? Kita tahu bahwa udara akan berhembus ke arah radiator dari depan ketika mobil berjalan, kalau ditambah hembusan angin dari belakang (kipas) tentu angin akan bertubrukan..
  3. Tutup radiator : Fungsi dari tutup radiator atau radiator cup adalah untuk menaikkan titik didih air dan menjaganya agar tidak mendidih pada suhu 100 derajat celcius. Pada tutup radiatordikenal dua macam katup, ada katup tekan dan juga katup vacuum. Katup tekan bekerja ketika mesin panas, dimana katup ini akan membuka ketika tekanan didalam radiator naik sehingga uap air bisa keluar menuju reservoir tank. Sedangkan katup vakum akan bekerja bila suhu mesin sudah kembali dingin, didalam radiator akan terjadi kevakuman dan katup ini akan membuka dan menghisap air yang ada pada reservoir tank.
  4. Pompa air : Fungsi dari pompa air atau water pump pada sistem pendingin adalah untuk mernsirkulasikan air pendingin ke seluruh sistem pendingin. Pompa air ini biasanya juga digerakkan oleh v belt bersama-sama dengan kipas pendingin.
  5. Thermostat : Fungsi dari thermostat pada sistem pendingin adalah untuk mempercepat mesin mencapai temperatur kerja dengan cara menahan zat pendingin agar tidak bersirkulasi (ke radiator). Dan juga berfungsi untuk membuka saluran pada saat mesin panas (air bersirkulasi ke radiator).
  6. Reservoir tank : Gunanya adalah untuk menampung sementara uap air pada saat mesin panas atau sebagai tangki cadangan.
  7. V-belt : Berfungsi untuk menggerakkan kipas pendingin (kipas radiator) dan juga pompa air.
  8. Water jacket : Merupakan saluran-saluran air pendingin di dalam mesin sebagai jalan air dalam mendinginkan mesin.
sumber:

Tipe dan Jenis Ban Mobil

Tipe dan Jenis Ban Mobil


Hasil gambar untuk jenis ban mobil
Tiga Tipe dan Jenis Ban Mobil -  Setiap kendaraan baik motor maupun mobil pasti terdapat roda agar mobil bisa berjalan dengan lancar, roda pada umunya bebentuk bulat dan sangat jarang sekali ada roda yang berbentuk segitiga, kotak, dll bahkan mungkin tidak ada. Roda terdiri dari pelek dan ban.
Ban adalah salah satu bagian pada kendaraan khusunya pada roda yang bersentuhan langsung dengan jalan, ban diisi dengan udara bertekanan supaya dapat dimanfaatkan sebagai peredam getaran atau kejutan sehingga akan menambah kenikmatan maupun kenyamanan mengendarai suatu kendaraan.
Tiga Tipe dan Jenis Ban Mobil
Ban dapat dibagi menjadi tiga jenis atau tipe, yaitu ban bias, ban radial dan ban tubeless. Saya akan jelaskan secara singkat ketiga jenis ban yang telah saya sebutkan diatas.
1. Ban bias
Salah satu tiben ban ini memiliki ciri khas yaitu bentuk lapisan seratnya yang ber arah miring. Ban bias memiliki kelebihan yaitu akan menambah kenyamanan berkendara hal ini disebapkan karena tapak (tread) dengan dapat menyerap getaran/kejutan dengan sangat baik. Tidak ada gading yang tak retak, ban bias ini juga memiliki kekurangan, yaitu ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) berada dibawah ban radial.


ban bias
Ban bias

2. Ban radial
Berbeda dengan ban bias, ban yang satu ini lapisan seratnya menyilang, tidak arah miring seperti pada ban bias. Ban radial ini sabuknya terbuat dari baja, sehingga ban tipe ini ada yang menyebutnya sebagai ban radial baja. Kebalikannya dari ban bias, ban radial memiliki keuntungan lebih tahan terhadap guncangan dan keausan, tetapi ya itu kenyamanan saat mengendarai mobil kurang.
ban radial
Ban radial
3. Ban dengan ban dalam
Ban tipe ini adalah ban yang sering digunakan pada kendaraan bermotor dan mobil. Kalau tipe ini saya yakin sudah paham semua, oke langsung ke tipe ban yang selanjutnya.
4. Ban Tubeless (Tanpa dalam)
Hampir semua mobil keluaran terbaru menggunakan ban tubeless, ban tubeless merupakan ban yang didalamnya tidak terdapat ban dalam seperti pada ban-ban yang biasa. Ban tubeless ini bagian dalamnya dilengkapi dengan sesuatu lapisan yang akan menahan kebocoran udara, dan akan secara otomatis menghambat kebocoran udara ketika ban tertusuk oleh benda tajam.

Sehingga ketika ban tertusuk oleh benda yang tajam misalnya paku, maka ban tubeless ini tidak langsung kempes sehingga ada waktu kita untuk menambalkan ban ke tukang tambal ban khusus ban tubeless. Pada saat terkena paku, ban tidak langsung kempes ini dikarenakan tread dan linernya akan mencangkeram atau menghimpit paku dengan kuat, sehingga tidak ada celah bagi udara untuk keluar dari ban.


sumber:http://www.bisaotomotif.com/2015/11/tipe-dan-jenis-ban-mobil.html

Cara Kerja Transmisi Manual Sepeda Motor

Cara Kerja Transmisi Manual Sepeda Motor


      Sepeda motor yang menggunakan transmisi manual memang lebih ribet dari pada sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis, karena pengoperasian transmisinya dilakukan secara manual menggunakan pedal kaki. Meski begitu transmisi manual tetap banyak digunakan pada sepeda motor bertipe bebek maupun sepeda motor besar. Namun sebelum kita membahas lebih jauh cara kerja dari transmisi manual ini, Guru Otomotif akan ulas terlebih dahulu apa fungsi dari transmisi ini secara umum, sehingga kita tahu bahwa transmisi dibutuhkan oleh sepeda motor.

Sebagaimana yang telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang prinsip kerja sistem pemindah tenaga, bahwa sepeda motor selain dapat meneruskan atau memindahkan tenaga hasil output mesin ke roda, sepeda motor juga harus mampu berjalan dalam semua kondisi jalanan baik jalan yang datar maupun menanjak atau menurun. Dan oleh karena itu sepeda motor membutuhkan sistem pemindah tenaga, di dalam sistem pemindah tenaga terdapat komponen transmisi yang akan kita bahas pada artikel ini.
Fungsi Transmisi dan Prinsip Transmisi

Transmisi atau gigi transmisi berfungsi untuk mengatur momen atau tenaga mesin sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui mesin sepeda motor, momen atau tenaga mesin tersebut selanjutnya diatur dan dibagi tingkat kecepatannya. Sedangkan prinsip kerja dari sistem transmisi adalah mekanisme yang bisa dipakai untuk mengubah kecepatan putaran poros engkol menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu dan sesuai dengan kondisinya pada sepeda motor.
Komponen Utama Transmisi Sepeda Motor
Komponen utama pada gigi transmisi sepeda motor terdiri dari rangkaian susunan gigi-gigi yang berpasangan dan berbentuk kemudian menghasilkan perbandingan gigi-gigi. Salah satu pasangan gigi berada di poros utama (input shaft atau main shaft) dan pasangan gigi lainnya ada di poros keluar (output shaft atau counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang ada pada transmisi tergantung dari model dan fungsi sepeda motornya. Semisal sepeda motor tipe bebek biasanya menggunakan gigi berjumlah 4. Untuk sepeda motor kelas menengah ke atas biasanya gigi transmisinya berjumlah 5. Dan cara pengoperasionalnya untuk mengunci gigi adalah dengan menekan atau menginjak pedal transmisi.

Cara kerja Transmisi Manual

Ada dua tipe dari transmisi yang dipakai pada sepeda motor, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Pada artikel ini Guru Otomotif akan bahas bagaimana cara kerja dari transmisi manual. Cara kerja dari transmisi manual adalah sebagai berikut:


Ketika pedal atau tuas transmisi ditekan. Maka poros pemindah gigi akan berputar. Dan bersama itu lengan pemutar shift drum akan mengait dan mendorong shift drum hingga bisa berputar. Shift drum tersebut dipasang dengan garpu pemilih gigi yang diberi pin. Pin tersebut akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Supaya shift drum bisa berhenti berputar pada titik yang dikehendaki, maka bagian lain yang dekat dengan pemutar shift drum dipasang dengan sebuah roda yang dilengkapi pegas dan juga bintang penghenti putaran shift drum. Penghentian putaran shift drum ini akan berbeda pada tiap jenis sepeda motor, namun pada prinsipnya sama.
Garpu pemilih gigi terhubung dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser tersebut kemudian akan bergerak ke kanan maupun ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Dan setiap pergerakan dari gigi geser tersebut akan mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi tersebut berada.
Gigi geser baik yang ada pada poros utama maupun yang berada di poros pembalik atau poros output, tidak bisa berutar bebas pada porosnya. Dan ini berbeda dengan gigi kecepatan (kecepatan 1-4 atau seterusnya), nah gigi-gigi percepatan tersebut bisa bebas berputar pada masing-masing porosnya. Sehingga yang dimaksud dengan gigi masuk pada sepeda motor sebenarnya adalah mengunci gigi kecepatan degan poros tempat gigi itu berada, yang mengunci adalah gigi geser.
Itulah cara kerja transmisi manual sepeda motor, semoga artikel ini dapat bermanfaat.

sumber: http://www.guruotomotif.com/2016/04/cara-kerja-transmisi-manual-sepeda-motor.html

SISTEM PENGAPIAN

SISTEM PENGAPIAN

 SISTEM PENGAPIAN
     Sistim pengapian adalah sistim utama yang mempengaruhi kerja dan performa mesin yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Agar sistim pengapian bekerja, secara sempurna maka di perlukan service dan perbaikan yang benar, Melalui modul pelatihan ini anda akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang cara memperbaiki sistim pengapian.
SISTIM PENGAPIAN
Picture1
Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang di kompresikan di dalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadsi sistim pengapian berfungsi membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada saat akhir langkah kompres. Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian listrik dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan busi sebagai pemercik bunga api.
Komponen-Komponen Sistim Pengapian
  18
 1.   Baterei/Aki
Fungsi          : Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan primer coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila kecepatan mesin sudah mulai tinggi dynamo mengganti tugas dari batere/aki
Untitled
2.   Fuse/sekring
Fungsi          : untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langsung sampai ke komponen komponen kelistrikan khususnya sekring yang ada di komponen komponen system pengapian konvensional
1
 3.   Kunci kontak/ignition switch
Fungsi         : Untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari batrei ke koil
2
 4.   External Resistor
Fungsi         : Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder  pada saat mesin berputar pada putaran tinggi.
3
 5.   Ignition coil/coil pengapian
Fungsi         : Untuk merubah arus listrik 12Volt yang di terima oleh baterei menjadi tegangan tinggi ( 10 kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi
4
Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat 2 kumparan-kumparan
1. Kumparan Primer
         Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300-400v.arus ini kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensorr.apabila pemutus arus menutup kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensor tersebut diatas akan mengalir ke rangkaian arus primer segera menjadi penuh. Demikian pemutus arus dibuka kembali maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder cukup besar.
    – Menciptakan medan magnet
    – Penampang kawat besar
    – Jumlah gulungan sedikit + 200-500 lilitan
2. Kumparan Sekunder
Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan 10.000 – 20.000 volt. Pada motor selinder satu atau dua arus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor selinder banyak arus mengalir ke busi lewat pembagi arus sesuai dengan piring order/urutan pengapian.
     – Merubah induksi menjadi tegangan tinggi penampang kawat kecil.
     – Penampang kawat kecil
     – Jumlah gulungan banyak + 20.000 Lilitan
 IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Pada ignition coil yang di lengkapi resistor mempunyai sebuah resistor ( tahanan luar ) yang di hubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.
Ada dua tipe resistor
  1. External resistor type
  2. Integrated resistor type
 5
 IGNITION COIL TANPA RESISTOR
Putaran rendah
  • Waktu tertutup platina lebih lama
  • Arus yang mengalir ke kumparan primer cukup meski ada self induksi
  • Tegangan tinggi pada kumparan sekunder tetap
Putaran tinggi
  • Waktu tertutup platina lebih cepat
  • Arus yang mengalir kekumparan primer berkurang
  • Tegangan tinggi pada kumparan sekunder menurun
 6
 IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Putaran rendah
  • Peristiwanya sama sepertti pada coil tanpa resisto
Putaran tinggi
  • Waktu tertutup platina lebih cepat
  • Karena harga tahanan primer lebih kecil arus yang mengalir masih cukup untuk membentuk kemagnetan
  • Tegangan tinggi yang di hasilkan kumparan sekunder tetap besar
 7
 6. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap kabel kabel busi
Sesuai piring order/urutan pengapian.
 8
  1. Distributor cup
  2. Breaker points (Platina)
  3. Governor spring
  4. Gevernor Weight
  5. Distributor shaft
  6. Rotor
  7. Damper spring
  8. Breaker plate
  9. Condenser
  10. Vacuum advancer
  11. Ball bearing

  1. Busi
Berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda

9keterangan :
  1.  isolator
  2.  isolator
  3.  cicin perapat
  4.  cicin pemanas
  5.  penghantar
  6.  rongga pemanas
  7.  terminal
  8.  baut sambungan
  9.  rumah busi
  10. elektroda pusat (+)
  11. celah elektroda (-)
  12. elektroda massa (-)

8.   PLATINA  (bagian kontak pemutus )
Berfungsi untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
 17
 Keterangan :
  1. cam distributor
  2. kontak tetap
  3. kontak lepas
  4. pegas
  5. lengan kontak pemutus
  6. sekerup pengikat
  7. ebonite
  8. kabel
  9. alur penyetel

 9.   CONDENSOR
Berfungsi Mencegah / menghilangkan terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan platina
         
RANGKAIAN SISTEM PENGAPIAN BATERE MOTOR BENSIN
12
  1. Kunci Kontak
  2. Busi
  3. Distributor
  4. Baterai
  5. Coil

  Rangkaian sistem pengapian baterai motor bensin
13
TERBENTUKNYA TEGGANGAN TINGGI
14
  • jika platina menutupu, arus dari baterai dapat mengalir ke kumparan primer, sehingga inti besi menjadi sebuah magnet
  • ketika platina membuka, arus pada kumparan primer terputus dan medan magnet menghilang
  • akibat menghiklanganya medan magnet, akan di bangkitkan tegangaan induksi pada kumparan skunder yang di teruskan ke busi
 19
Cara Kerja Sistim Pengapian
  1. kontak point (platina) sedang menutup
Arus mengalir dari baterai ® pusc ® slander koil ® platina (ignition coil) igni coil menjadi magnet.
 19
  1. Kontak point (platina) membuka arus primer terputus dengan cepat maka
- Medan magnet hilang
- Terjadi arus kondisi tegangan tinggi pada komponen skunder.
- Terjadi loncatan api, diantara elektroda busi.
 20
 PLATINA  (bagian kontak pemutus )
   Bagian kontak pemutus (platina)
   Fungsi : untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
 10
 Keterangan :
10. cam distributor
11. kontak tetap
12. kontak lepas
13. pegas
14. lengan kontak pemutus
15. sekerup pengikat
16. ebonite
17. kabel
18. alur penyetel
Sudut Pengapian
Yaitu : Sudut putar  cam distributor dan saat platina mulai membuka sampai platina membuka pada tonjolan kam berikutnya.
 21
    Contoh sudut pengapian
 Mesin 2 silinder / pengapian = 360/2  = 1800
 Mesin 4 silinder / pengapian = 360/ 4 = 900
Sudut Dwell
Adalah sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup sampai mulai membuka
 22
 Sudut buka platina A dan B
Sudut tutup platina B dan c
Sudut dwell = 60 % x < pengapian toleransi
 “CONDENSOR”
          Fungsi          : Mencegah / menghilangkan terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan platina
 23
 Tegangan induksi yang dihasilkan kumparan skunder akan semakin besar jika menghilangnya kemagnetan kumparan primer berlangsung dengan singkat
Condensor akan mempercepat menghilangnya tegangan induksi kumparan primer dengan cara menyerap arus induksi tersebut dengan cara itu maka 4tegangan tinggi kumparan skunder dapat dihasilkan.
Kumparan dari suatu kondensor dinyatakan dengan besarnya kapasitas kondensor dapat ditentukan melalui warna kabel yang di gunakan.
Warna kabel
kapasitas kondensor
Hijau
0, 10  nf
Kuning
0,  20 uf
Biru
0,  25 uf
Putih
0,  27  uf

Bagian pemaju saat pengapian
“Governor advancer”
Fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya peranan putaran mesin.
 24
Keterangan :
  1. cam
  2. spring support pin
  3. guide pin
  4. screw
  5. governor spring
  6. cam plate
  7. fly weight
  8. weight support pin
  9. distributor shaft

  • Cara kerja :
 Sebelum bekerja
25
 - Fly weight (pemberat) belum mengembang
 - salah satu pegas pembalik masih longgar
- Complate  belum ditekan

  •  Saat belanja
26
- Fly weight centry fugal mulai mengembang sampai maksimum
- kedua pegas pembalik bekerja

vacum advancer
fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin
saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karna otomisasi campuran sedikit, campuran kurus.
Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum terjadi sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan.
27                                                Keterangan
  1. pelat dudukan platina
  2. rod
  3. diafragma
  4. pegas
  5. selang untuk vacuum
  6. langkah
  7. advance port
  8. throtol valve

  • Cara kerja
Vacum advancer belum bekerja kevacuman pada lntake manifold masih rendah sehingga diafragma belum bekerja.
28
Vacum advancer sedang bekerja kevacuman pada lntake manifold tinggi sehingga diafragma terisap dan rod(tuas) tertarik akibat dudukan platina ikut bergerak dan pembukaan dipercepat.
29
       Double Vacum Advancer
30

7. Busi
fungsi : meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda
a  keterangan :
  1. 12.  isolator
  2. 13.  isolator
  3. 14.  cicin perapat
  4. 15.  cicin pemanas
  5. 16.  penghantar
  6. 17.  rongga pemanas
  7. 18.  terminal
  8. 19.  baut sambungan
  9. 20.  rumah busi
  10. 21.  elektroda pusat (+)
  11. 22.  celah elektroda (-)
  12. 23.  elektroda massa (-)

Nilai panas
Nilai panas busi adalah Suatu  index yang dimajukan jumlahnya panas yang dapat di pindahkan oleh busi
Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator
Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi mesin.

Saat pengapian
b
Pengapian terjadi                                 Pengapian terjadi setelah
Sebelum piston mencapai TMA               piston melewati TMA
(pengapian awal)                                  (pengapian terlambat)

saat pengapian adalah saat busi memercikkan bunga api untuk memulai pembakaran.
Saat pengapian di ukur dalam derajat poros engkol sebelum atau sesudah TMA
Persyaratan pengapian :
Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu
Waktu rata-rata pembakaran + 2 detik.
Grafik pembakaran motor bensin
 c
Keterangan :
  1. Saat pengapian
  2. tekanan pembakaran maksimum
  3. akhir pembakaran



PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan materi modul di atas dapat di simpulkan sebagai berikut:
  1. System pengapian
pada dasarnya system pengapian dapat di bagi menjadi :
  1. System pengapian konvensional
  2. System pengapian magnet
  3. System pengapian CDI
  4. System pengapian UTI
Tetapi pada modul ini penulis hanya membahas system pengapian konvensional yang digunakan pada motor bensin.

  1. Fungsi sistem pengapian konvensional adalah untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang terdapat dalam ruang bakar pada akhir langkah kompres, melalui loncatan bunga api dari busi.

  1. Komponen-komponen system pengapian
    1. Baterai
    2. Kunci kontak
    3. Fuse
    4. Resistor Balast
    5. Coil
    6. Distributor
    7. platina
    8. Kabel tegangan tinggi
    9. Busi

II. Saran-saran
1. setellah saat pengapian sesuai  yang telah ditentukan 50-100 STMA
2. setellah celah platina sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan 0,40-0,45 mm.menggunakan filler gauge
3. Periksa dan rawat komponen secara berkala.
Terima Kasih telah mengunjungi Blog saya. Syukron wa jazakumullahu khairan katsiran.

sumber:http://automotive.meximas.com/sistem-pengapian-2/

MACAM MACAM TRANSMISI YANG PERLU DI KETAHUI

MACAM MACAM TRANSMISI YANG PERLU DI KETAHUI

SISTEM TRANSMISI KENDARAAN

Sistem Transmisi Pada Mobil

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energi dari mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar dan menggerakkan mobil.
Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm.
Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja.
a. Transmisi Manual

Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada transimi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7 speed.
Sebuah Transmisi Sangat Sederhana
Untuk memahami ide dasar di balik transmisi standar, diagram di bawah ini menunjukkan kecepatan transmisi ini sangat sederhana :


*Batang hijau berasal dari mesin melalui kopling. Batang hijau dan hijau gear terhubung sebagai satu kesatuan. (Kopling adalah perangkat yang memungkinkan Anda menghubungkan dan melepaskan mesin dan transmisi Ketika Anda mendorong di pedal kopling, mesin dan transmisi terputus sehingga mesin dapat berjalan bahkan jika mobil masih berdiri.. Bila Anda melepas pedal kopling, mesin dan poros hijau secara langsung terhubung satu sama lain. Poros hijau dan putar roda gigi pada rpm yang sama dengan mesin.)
* Batang merah dan roda gigi yang disebut layshaft. Ini juga dihubungkan sebagai sebuah kesatuan, sehingga seluruh roda gigi pada layshaft dan spin layshaft sendiri sebagai satu unit. Batang hijau dan batang merah secara langsung dihubungkan melalui roda gigi menyatu sehingga jika poros hijau berputar, begitu juga batang merah. Dengan cara ini, layshaft menerima kekuasaan langsung dari mesin ketika kopling bergerak.
* Poros kuning adalah poros splined yang menghubungkan langsung ke poros drive melalui diferensial ke roda drive dari mobil. Jika roda yang berputar, batang kuning berputar.
* Gigi biru naik pada bantalan, sehingga mereka berputar pada poros kuning. Jika mesin dimatikan tapi mobil meluncur, batang kuning bisa berubah di dalam roda gigi biru sementara gigi biru dan layshaft adalah bergerak.
* Tujuan kerah tersebut adalah untuk menghubungkan salah satu dari dua roda gigi biru ke poros gardan kuning. Collar terhubung, melalui splines, langsung ke poros kuning dan berputar dengan poros kuning. Namun, kerah dapat geser kiri atau kanan sepanjang poros kuning untuk melibatkan salah satu dari roda gigi biru. Gigi pada leher, yang disebut gigi anjing, masuk ke dalam lubang pada sisi roda gigi biru untuk melibatkan mereka.
Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi ketika Anda pindah ke gigi satu.
Pertama Aksesoris



Gambar di samping menunjukkan bagaimana, kapan bergeser ke gigi pertama, kerah melibatkan gigi biru di sebelah kanan.
Dalam gambar ini, batang hijau dari mesin mengubah layshaft, yang mengubah gigi biru di sebelah kanan. gigi ini memancarkan energi melalui kerah untuk mengusir poros kardan kuning. Sementara itu, gigi biru di sebelah kiri sudah berubah, tetapi freewheeling pada kaitannya sehingga tidak berpengaruh pada poros kuning.

Ketika kerah berada di antara dua roda gigi (seperti yang ditunjukkan pada gambar pertama), transmisi berada dalam netral. Kedua roda gigi freewheel biru pada batang kuning pada tingkat yang berbeda dikontrol oleh rasio mereka untuk layshaft tersebut.

Dari diskusi ini, Anda dapat menjawab beberapa pertanyaan:

* Ketika Anda membuat kesalahan sementara bergeser dan mendengar suara grinding mengerikan, Anda tidak mendengar suara gigi gigi meshing salah. Seperti yang dapat Anda lihat pada diagram ini, semua gigi gear semua sepenuhnya dihubungkan setiap saat. Penggerindaan adalah suara gigi anjing berhasil mencoba untuk terlibat lubang-lubang di sisi sebuah gigi biru.



* Transmisi yang ditampilkan di sini tidak memiliki "synchros", jadi jika Anda menggunakan transmisi ini Anda harus kopling ganda itu. Double-menggenggam umum terjadi pada mobil tua dan masih umum di beberapa mobil balap modern. Dalam dua kali menggenggam, terlebih dahulu Anda push pedal kopling dalam sekali untuk melepaskan mesin dari transmisi. Ini mengambil tekanan dari gigi anjing sehingga Anda dapat memindahkan kerah ke netral. Kemudian Anda melepaskan pedal kopling dan putaran mesin untuk kecepatan "benar." Kecepatan kanan adalah nilai rpm dimana mesin harus berjalan di gigi berikutnya. Idenya adalah untuk mendapatkan gigi biru pada gigi depan dan kerah berputar pada kecepatan yang sama sehingga gigi anjing dapat terlibat. Lalu Anda menekan pedal kopling lagi dan mengunci kerah ke gigi yang baru. Pada setiap perubahan gigi Anda harus menekan dan melepas kopling dua kali, maka nama "double-mencengkeram."
* Anda juga dapat melihat bagaimana sebuah gerakan linier kecil di kenop gir memungkinkan Anda untuk mengubah gigi. Tombol shift gigi bergerak terhubung ke batang garpu. Garpu slide kerah pada poros kuning untuk melakukan salah satu dari dua roda gigi.

Transmisi manual lima kecepatan cukup standar pada mobil. Ada tiga garpu dikendalikan oleh tiga batang kecil yang bergerak dengan tuas shift. Melihat batang pergeseran dari atas, mereka terlihat seperti ini secara terbalik, gigi pertama dan kedua:




Perlu diketahui bahwa pergeseran tuas memiliki titik rotasi di tengah. Ketika Anda menekan tombol maju untuk terlibat gigi satu, Anda sebenarnya menarik batang dan garpu untuk gigi satu kembali.

Anda dapat melihat bahwa ketika Anda memindahkan shifter kiri dan kanan Anda menarik garpu berbeda (dan kerah karena itu berbeda). Kenop bergerak maju dan mundur bergerak kerah untuk melibatkan salah satu roda gigi.



Reverse gear ditangani oleh gear pemalas kecil (ungu). Setiap kali, gigi mundur biru pada diagram ini balik dalam arah berlawanan dengan semua roda gigi biru lainnya. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk melemparkan transmisi mundur sementara mobil bergerak maju - gigi anjing tidak akan terlibat. Namun, mereka akan membuat banyak suara!

Synchronizers
transmisi manual di mobil penumpang modern menggunakan synchronizers untuk menghilangkan kebutuhan untuk ganda mencengkeram. Sebuah tujuan Synchro adalah untuk memungkinkan kerah dan roda gigi untuk melakukan kontak gesekan gigi anjing sebelum melakukan kontak. Hal ini memungkinkan kerah dan roda gigi sinkronisasi kecepatan sebelum gigi harus terlibat, seperti ini:



Kerucut di gigi biru cocok menjadi daerah berbentuk kerucut di leher, dan gesekan antara kerucut dan sinkronisasi kerah kerah dan roda gigi. Bagian luar dari kerah kemudian slide sehingga gigi anjing dapat terlibat gigi.

Setiap produsen menerapkan transmisi dan synchros dengan cara yang berbeda, tapi ini adalah gambaran umum.


 
 
 
 
 
 
 
b. Transmisi Semi Otomatis
Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan sistem transmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini pedal kopling sudah teratur secara otomatis.
c. Transmisi Otomatis

Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter, Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.
 
Perilaku salah dalam mengendarai mobil matic dapat membuat usia pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebig singakat, namun kadang kita tak menya
darinya. Apa sajakah itu?
"Kerusakan transmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli transmisi, 10% karena kesalahan pengoperasian dan 5% akibat umur pemakaiannya"
Perlakuan yang salah terhadap transmisi juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kesalahan kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi matic anda secara keseluruhan.

1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lama
Kadang pengendara mobil matic terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra, karena harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas.
Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu.

2. Langsung tancap gas setelah memindah tuas ke D
Lantaran terburu-buru, kerap pengendara mobil matic langsung memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu, padahal transmisi perlu waktu untuk melakukan proses "Engage" dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque conventer. Bila kebiasaan ini tidak dihentikan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih mudah rusak sehingga kerusakan rentan terjadi

3. Sering melakukan engin brake berlebihan
Untuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3000 Rpm. Sebab, bila diatas angka itu, akibatnya terjadilah hard friction yang mengurangi umur pakai dari kopling gesek didalam transmisi matic

4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi
Untuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankakn posisi gigi yang tepat, agar mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.

Tapi perilaku ini tidak cocok ketika kita menggunakan transmisi matic, karena transmisi ini menggunakan kampas kopling basah, membuat selip menjadi sangat mudah terjadi, apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Kejadian ini ditandai dengan gejala semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada. Hal ini hanya bisa terjadi ketika putaran mesin hampir pada Redline. saran saya jangan mengurangi gigi pada saat putaran tinggi

5. Perpindahan dari D ke R saat melaju
Pengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Tapi, jika dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis dapat berakibat kerusakan internal maupun eksternal ditransmisi. Didalam, kerusakan yang terjadi pada planetrary gear dan one way clutch. Sementara komponen diluar transmisi yang bisa terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada penggerak roda depan

6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus menerus
kadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi dijalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi, sebaiknya kondisi ini hanya dipergunakan ketika diperlukan saja. Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab, beban kopling semakin berat, apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis. Dimana masih menggunakan katup membuat performa komponen per dibalik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akibat tekanan berlebih. Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak. Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan penggantian komponen

Masalah yang biasanya terjadi pada pengguna mobil matic


  1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)
  2. Gigi seperti ngunci digigi paling atas, kalau masuk dari N ke D. Meski pedal gas diinjak untuk menjalankan mobil (harusnya matic, ketika sudah dimasukkan ke posisi D maju pelan
  3. Tombol OD (Over Drive tidak jalan)
  4. Sudah masuk gigi R, Mobil tidak mundur
  5. Mobi bergetar ketika dipacu pada kecepatan tinggi
  6. Bau terbakar diarea transmisi
  7. Susah oper gigi

Pemeriksaan dan Penanganan pertama

  • Reset ECU  =====> jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ganti oli maticnya. Ingat, ganti oli transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik =====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Kuras oli transmisi, dengan tujuan membersihkan kotoran-kotoran yang sudah mengendap dikomponen transmisi, selain itu juga membersihkan kotoran yang menyumbat lubang aliran oli matic. Kuras oli matic ini tidak dapat dilakukan di bengkel sembarangan, soalnya tidak semua bengkel memiliki alat kuras oli matic namanya (ATF Exchanger) ====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi matic
NB : Kuras oli matic, setidaknya menghabiskan oli sebanyak 8 liter. Biasanya kalau cuma ganti oli habisnya 4 liter
Kenapa Transmisi harus dibongkar ?? berikut alasannya :
Transmisi matic harus dioverhaul, untuk memeriksa kondisi dan ketebalan kampas kopling yang terdapat didalam transmisi, selain itu juga membersihkan komponen transmisi dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menyumbat aliran oli matic, sebab transmisi matic mengandalkan tekanan fluida/oli ATF, jika tersumbat kotoran sedikit saja, maka transmisi akan trouble karena lubang dibody valve sangat kecil


Tipe Transmisi Otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaran mesin penggerak depan (Front Wheel Drive) dibuat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin depan penggerak belakang, karena langsung dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle




Transmisi Penggerak roda depan

Transmisi Penggerak roda belakang
 Pada transmisi penggerak roda depan, differential (gardan)nya menjadi satu dengan transmisi. differential terletak didalam transmisi penggerak roda depan. Berbeda dengan transmisi penggerak roda belakang, yang differrentialnya terpisah dengan transmisi.

Bagian-bagian utama pada transmisi otomatis
pada transmisi otomatis  secara garis besar dibedakan menjadi 3 bagian yaitu
  1. Planetary Geear Unit
  2. Torque Conventer
  3. Hydraulic Control Unit



1. Planetary Gear Unit
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, dipakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.
Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dan momen mesin?? berikut penjelasannya
Pada saat kendaraan berhenti dan akan berjalan, dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi, akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.


Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya. Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.

Potongan Planetary gear dan clutch

2. Torque Conventer
Torque conventer dipasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.
Fungsi dari torque conventer adalah
  • melipat gandakan momen yang dihasilkan oleh mesin menuju ke transmisi
  • Menyerap getaran mesin
  • Melembutkan putaran mesin
  • Sebagai pompa oli ke hidaulic control system
torque conventer berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conventer adalah pump impeller, turbine runner, dan stator .

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang dipakai pada hidraulic control unit, pada ssaat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan diderek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft, intermedite shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan diderek pada jarak jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

Lock Up Mechanism
Torque conventer tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga, yaitu sekitar 4 - 5% yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan, karena akan mengakibatkan pemborosan  bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut, dibuatlah mekanisme lock up mechanism. Yang akan mengnunci torque conventer ketika berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja, maka tenaga putar dari mesin akan disalurkan 100% menuju ke transmisi.


3. Hydraulic Control Unit
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari unit pengendali hidraulic mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Membangkitkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin)

b. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

c. Mengalihkan (Shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem).
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (Shift), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, signal dikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECU. Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindah (Shifting) roda gigi

 Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut


  • Pompa Oli
  • Valve Body
  • Primary regulator valve
  • manual valve
  • Shift Valve
  • Solenoid valve
  • Throttle valve



VALVE BODY







Tips agar transmisi matic tidak cepat rusak
1. Mengganti oli transmisi matic secara rutin dan teratur
Tidak ada barang yang awet selama-lamanya, tapi semakin jarang ATF/CVTF diganti, semakin besar pula kemungkinan kampas kopling pada transmisi ini terkikis habis. Ingat-ingatlah, bahwa ATF merupakan nyawa dari transmisi matic ini. Dengan menggunakan tekanan hidrolik, tenaga mesin bisa dialihkan ke roda. Semakin baik kualitas ATF, semakin baik pula pemindahan tenaga mesin ke roda. Penggantian oli ATF secara rutin setiap 20.000 km dan kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi kewajiban bagi pengguna mobil yang memakai transmisi otomatis, agar komponen dalam transmisi tidak cepet rusak.

Pemilihan kualitas oli ATF berkualitas baik menjadi kewajiban.agar viskositas (kekentalan) selalu stabil meski suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu diatas 150 derajat celcius

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tak pernah ganti oli.

Sekedar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107 derajat celcius, oli ATF hanya layak pakai untuk 24.000 - 40.000 km

Padahal kondisi ekstrm mencapai 150 derajat celcius yang terus menerus  setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus-menerus setiap harinya hingga suhu 160 derajat celcius. Tak sampai 800 Km, oli ATF sudah tak layak pakai

2. Perhatikan spesifikasi oli ATF
Cara pengoperasian transmisi otomatis maupun CVT (Continuous Variable Transmission) memang sama, namun tidak dengan cara kerjanya. Kedua transmisi ini mengandalkan cara kerja yang berbeda.

Pada transmisi otomatis, selain sebagai pelumas, oli juga digunakan sebagai tenaga hidrolis yang bertekanan tinggi, yang memicuperpindahan gigi dan memutar kopling hingga terjadi perpindahan tenaga ke roda. Sememtara pada transmisi CVT yang memiliki hubungan mekanis, tekanan oli yang dihasilkan torque conventer selain menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli. Oli selain sebagai pelumas juga berfungsi sebagai pelindung

Itu sebabnya sangat penting untuk mengenali jenis tranmisi otomatis yang ada dimobil anda. Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi mobil sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen kendaraan. Jangan sekali-kali menggunakan ATF biasa untuk transmisi CVT
 
d. Tiptronic
(BMW menyebutnya Steptronic, pabrikan lain juga punya nama sendiri tapi sebenarnya semuanya sama).

Sebenarnya sama saja dengan sistem Automatic biasa, tapi kita bisa memindahkan gigi sendiri dengan tuas. Sedikit lebih mahal daripada matic biasa.
Mercedes sudah punya sistem 7 AT.

Keunggulan : kenyamanan matic tapi kita bisa memindahkan gigi sendiri.
Kelemahan : sama seperti matic biasa, kurang responsif.

e. Clutchless Manual

Sistem manual tanpa pedal kopling, dengan tuas transmisi bukan seperti tuas matic tapi persis seperti tuas manual (1-2-3-4-5-R). Kopling diatur computer, cara memindahkan gigi : pedal gas sedikit diangkat (untuk memberitahu computer untuk siap2 mengatur kopling), lalu pindahkan tuas manual. Sistem ini hanya sempat muncul sebentar, contohnya pada Mercedes A-class generasi pertama (namanya clutchless manual atau semi-auto). Sistem ini tidak populer karena tidak senyaman matic/tiptronic yang bisa berpindah gigi sendiri, dan rasanya tidak senatural manual biasa, karena tidak ada pedal kopling untuk diinjak.
(Sayang sekali, padahal aku suka sistem ini.)
Sekarang sudah tidak ada mobil yang pakai sistem ini.

f. CVT



Seperti sistem matic, tapi menggunakan belt yang variable sehingga rationya bisa diubah2. Sebenarnya hanya punya satu gigi atau sering disebut tidak bergigi. Audi menyebutnya Multitronic, pabrikan lain juga punya nama sendiri2 tapi semuanya sama.
Ada juga yg menggunakannya untuk menipu customer seperti Honda dengan sistem '7-speed Steermatic'-nya. Berbeda dengan 7 AT milik Mercedes yang benar2 memiliki 7 gigi asli, Steermatic Honda ini hanya mengubah2 ratio belt saja.
Bandingkan saja dengan Tiptronic, respons tenaganya kalah jauh.
Karena sistem CVT ini memiliki kurva tenaga yang linear.

Keunggulan :
- Perpindahan gigi 'tidak terasa'. Sebenarnya bukannya 'tidak terasa', tapi karena sebenarnya TIDAK ADA GIGI YANG BERPINDAH karena hanya punya satu gigi.
- Lebih irit daripada matic biasa karena tidak menggunakan torque converter.

Kelemahan :
Sangat tidak cocok untuk performance car. Tenaga tidak responsif, kalah responsif oleh matic biasa sekalipun. Pada matic biasa begitu di-kickdown langsung turun gigi, sedangkan pada CVT hanya mengubah ratio belt saja.
Contoh kasus : tandingkan saja Vios (4AT) vs City (CVT).

g. Sequential Manual


Transmisi manual yang koplingnya diatur oleh computer, bisa berpindah gigi hanya dalam sepersekian detik. Tidak ada pedal kopling, dan pasti ada PADDLE di belakang setir untuk memindahkan gigi. Bedakan dengan 'tombol pemindah gigi' pada tiptronic atau CVT, PADDLE ini bukan berupa tombol di setir tapi semacam tuas di belakang setir.
Ada 'auto' mode, bisa pindah gigi sendiri seperti matic biasa, tapi tidak sehalus matic biasa karena ini tetap adalah transmisi manual. Pada 'auto mode' dan posisi gigi masuk, jika tidak direm mobil tidak akan bergerak maju sendiri karena ini sistem manual dan bukan matic, tidak ada torque converter.
Digunakan hanya optional pada mobil2 sport hi-performance.

Keunggulan : respons yang bahkan lebih cepat daripada manual biasa, bahkan jika dipindahkan oleh pembalap profesional sekalipun.
Kelemahan : pada “auto” mode, perpindahan gigi tidak begitu halus dan kadang terasa menyentak, terutama pada kondisi stop-and-go yang tidak cocok untuk mobil2 sport.

Contoh : Transmisi mobil2 F1, Transmisi SMG milik BMW, Sequential F-1 milik Ferrari, SMT (Toyota, pada MRS spider) dan E-Gear (Lamborghini). Tadinya sistem ini dianggap sebagai 'the future', sebelum munculnya teknologi double-clutch gearbox (look below). Kini sudah mulai ditinggalkan karena banyak keluhan tidak nyaman pada auto mode-nya.

h. Doouble-Clutch Gearbox (tercanggih saat ini)



Transmisi manual yang koplingnya diatur computer seperti Sequential Manual di atas, tapi perbedaan utamanya adalah, menggunakan DUA KOPLING, yang tugasnya menangani dua gigi yg berbeda : gigi yang sedang digunakan, dan gigi yang akan dimasuki.
Dua kopling memungkinkan sudah masuk gigi berikut bahkan ketika gigi awal belum dilepas sepenuhnya.
Hasilnya? Perpindahan gigi yang tidak terasa, seperti pada CVT, tapi perbedaan besarnya adalah, tenaganya bahkan lebih responsif daripada manual biasa.
Baru VW Group yang sudah memakai sistem ini, mereka menyebutnya DSG. BMW dan Porsche masih sedang menyiapkan versi mereka masing2 (ZSG untuk BMW, PDK untuk Porsche).

Keunggulan : perpindahan gigi yang bahkan lebih mulus drpd matic, dengan tenaga lebih responsif daripada manual.
Kelemahan : tidak ada. Bisa digunakan sama nyamannya dari mobil kecil sekelas Golf/A3 sampai supercar dengan horsepower dan torque raksasa seperti Bugatti Veyron (7-speed DSG).

sumber : http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/sistem-transmisi-kendaraanmobil.html