Selasa, 28 Februari 2017

Arti, Makna dan Filosofi Pancasila

Arti, Makna dan Filosofi Pancasila



Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang tersusun dari 5 sila ini tergambar pada bagian perisai dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Berikut penjelasan tentang arti,makna dan Filosofi lambang Pancasila:




Lambang Negara Burung Garuda Pancasila

  • Lambang Negara kita adalah Garuda Pancasila yaitu berupa gambar burung garuda yang menengok kekanan dan dengan kedua sayap terbang.
  • Lambang Negara RI Garuda Pancasila, ditetapkan sebagai lambang negara dalam peraturan pemerintahan No. 66 tahun 1951 tanggal 17 Oktober 1951. Penggunannya diatur dalam peraturan pemerintahan No. 43 tahun 1958

  • Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di sejarah Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti burung elang rajawali. Garuda dipakai sebagai Simbol Negara untuk menggambarkan Negara Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar!. dibawah ini adalah gambar  patung Wisnu.
  • Jumlah bulu-bulunya adalah sebagai berikut
          Pada tiap sayap    : 17
          Pada Ekor            : 8
          Dibawah Perisai  : 19
          Di Leher              : 45
          Hal itu melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu 17-8-1945. Hari yang
          bersejarah bagi bangsa Indonesia yang mana tiap tanggal 17 bulan Agustus kita merayakannya.

Letak Warna pada bagian bagian Garuda Pancasila
  • Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan dan keagungan. 
  • Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga dan kekuatan pembangunan.
  • Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh diletakkan asal asalan karena warna warna itu telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada lambang Garuda Pancasila. 
  • Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda Pancasila. 
  • Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". 
  • Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila. 
  • Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin. 
  • Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang, rantai, kapas, dan padi.
 Makna Warna pada Garuda Pancasila
 
Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna dan arti sebagai berikuut.
  • Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.
  • warna hitam memiliki makna keabadian.
  • Warna merah memiliki artian keberanian.
  • Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran. 
  • Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran
Pita bertuliskan : "BHINNEKA TUNGGAL IKA"
  • Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila. Artinya memegang erat apa yang menjadi ketentuannya.
  • Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata "ika" bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.
PERISAI

  • Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban Nusantara sebagai senjata yang melambangkan  perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk mencapai tujuan.
  • Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
  • Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
  • Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih). dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.
 Pada leher tergantung pada sebuah perisai, dalam perisai tersebut terdapat gambar gambar yang melambangkan Pancasila.



Berikut adalah pembagian dan Penjelasan lambang pada ruang Perisai dalam Pancasila



  • Sila ke 1
Simbol bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dengan Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Buddha, Hindu, Kristen, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Sedangkan latar berwarna hitam menunjukkan warna alam dan mengandung arti bahwa berkat rahmat Allah adalah sumber dari segalanya




  •  Sila ke 2
Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain yang saling membantu dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai. 






  • Sila ke 3

Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.
Pohon beringin (Ficus benjamina) melambangkan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal ini mewakili Negara Indonesia yang menjadi tempat berteduh semua rakyat Indonesia. Pohon beringin juga memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia. 
  • Sila ke 4

Kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Kepala banteng melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

dimana pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah, kekeluargaan dan gotong royong merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri bangsa Indonesia




  • Sila ke 5


Padi dan kapas melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial antara satu dan yang lainnya, dalam hal ini (persamaan sosial) sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima.


Sekian Artikel tentang Arti, Makna  Filosofi Lambang dan Simbol Negara Pancasila, semoga artikel saya diatas dapat bermanfaat bagi sobat dan dapat memberikan pengetahuan mengenai wawasan Kebangsaan Indonesia.
Terima Kasih...... 

5 Tempat Bersejarah di Kebumen




5 Tempat Bersejarah di Kebumen

1. Benteng Van Der Wijck

072012-122806-780__dsc0003
Pada masa kolonial Belanda, konon ada sebuah benteng sekilas mirip stadion sepak bola yg tepatnya di Kota Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kira-kira 300 m dari jalan raya Kebumen – Yogyakarta.
Benteng ini adalah benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun sekitar abad ke 18. Nama Van Der Wijck sendiri berasal dari nama komandan pada saat itu yang karirnya cukup cemerlang dalam membungkam perlawanan rakyat Aceh. Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu), Van der Wijck merupakan perwira militer dengan karir cemerlang karena konon mampu memenangkan berbagai peperangan di Indonesia. Tidak ada catatan pasti dalam sejarah kapan dimulainya pembangunan benteng tersebut, namun ada yang memperkirakan tahun 1827.

Ciri paling khas Benteng Van Der Wijck adalah segi delapan/oktagonal, satu-satunya di Indonesia, dengan luas mencapai 7.168 meter persegi. Tinggi benteng mencapai 10 meter yang terdiri dari dua lantai. Tebal dinding 1,4 meter (m) dan tebal lantai 1,1 m. Hampir seluruh bangunan bentuknya adalah tembok, termasuk atapnya yang berasal dari batu bata.
Benteng Van der Wicjk adalah barak militer yang awalnya digunakan untuk meredam kekuatan pasukan Pangeran Diponegoro. Karena kehebatan beliau yang juga didukung pemimpin-pemimpin lokal di selatan Jawa, Belanda menerapkan taktik benteng stelsel yaitu pembangunan benteng di lokasi yang sudah dikuasainya. Tujuannya jelas, untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempersempit ruang gerak musuh, terutama di karesidenan Kedu Selatan. Benteng ini didirikan atas prakarsa Jenderal Van den Bosch.
Selepas penjajahan Belanda, Benteng Van Der Wijck pernah difungsikan untuk tempat melatih tentara Indonesia bentukan Jepang yakni PETA sebagai pasukan tambahan menghadapi Sekutu. Di zaman itulah, seluruh tulisan Belanda yang ada di benteng dicat hitam. Kemudian dimanfaatkan untuk tentara Indonesia. Bahkan, semasa KNIL, penguasa Orde Baru, Soeharto, menjadi salah satu penghuni benteng itu.

2. Gua Jatijajar

 Goa Jatijajar

Gua Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alamiah, yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gua yang keseluruhannya terbentuk dari kapur, ini memiliki panjang 250 meter, dari pintu masuk sampai keluar dengan.lebar rata-rata 15 meter, dan tinggi rata-rata 12 meter. Lokasi gua ini berada 50 meter di atas permukaan laut.
Gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas gua tersebut. Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lubang yang ternyata lobang itu adalah sebuah ventilasi yang ada di langit-langit gua tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. Setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itulah asal-muasal penamaan Gua Jatijajar. Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ditemukanlah pintu gua yang sekarang menjadi pintu masuk.
Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu:
  1. Sungai Puser Bumi
  2. Sungai Jombor
  3. Sungai Mawar
  4. Sungai Kantil
Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
stalagmit
Di dalam Gua Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu Gua Jatijajar merupakan gua Kapur yang sudah tua sekali.
Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena umur yang sudah tua sekali itu, maka di muka Gua Jatijajar dibangun sebuah patung Binatang Purba Dinosaurus sebagai simbol dari Objek Wisata Gua Jatijajar, dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang keluar dari patung Dinosaurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya. SUMBER

3. Gua Petruk

P622006907
Gua Petruk merupakan salah Obyek wisata di Kabupaten Kebumen. Lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.
Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal. SEJARAH
Sayangnya orang telah banyak mendengar Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut. Cukup beralasan barang kali, memang karena untuk masuk Goa Petruk ini diperlukan persiapan yang cukup. Lagi pula, percuma kalau datang ke Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa yang menganga cukup lebar.
P622008309
Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia. Namun Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara. Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada Pemda Kebumen, agar Gua tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.
Pic 531
Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap dan beterbangan ke sana kemari. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.
Dalam Goa inilah kita akan disuguhi dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Gua Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.
P622011514
Sedang gua yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi.
Tapi bukan itu sebetulnya yang ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau wisatawan bahkan memerlukan waktu berjam-jam berada di Goa Petruk ini. SUMBER FOTO

4. Masjid Soko Tunggal Pekuncen

saka tunggal th 1288
Masjid Tiang (Saka) Tunggal terletak di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Masjid yang berlokasi sekitar 15 kilometer sebelah utara Kota Gombong tersebut merupakan salah satu tempat wisata religi yang berada di Kebumen. Sebuah Masjid megah yang dipercaya merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Kebumen. Masjid Tiang (Saka) Tunggal didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurean, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartosuro. Karena tiang (saka) guru masjid hanya satu, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Tiang (Saka) Tunggal.
Masjid Tiang (Saka) Tunggal sebagai benda cagar budaya merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahuan maupun sejarah kebudayaan bangsa. Warisan budaya tersebut sangat berguna bagi pendidikan, yaitu sebagai wahana dalam memupuk rasa nasionalisme dan memperkokoh kesadaran jatidiri bangsa. Masjid yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor) ataupun becak bahkan delman yang terdapat di sekitar Pasar Wonokriyo, Gombong.
Tiang (Saka) tunggal mengandung filosofi yang dalam, saka tunggal melambangkan keesaan Allah SWT sebagai sang pencipta tunggal alam semesta. Makna tunggal tersebut diterjemahkan dengan memaknai masjid soko tunggal tersebut sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah itu Tunggal atau Esa. Sedangkan dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan, masjid itu juga sebagai simbol satu tekad untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Sejarah Masjid Tiang (Saka) Tunggal tak bisa dilepaskan dari sosok Adipati Mangkuprojo. Pada tahun 1700, Adipati Mangkuprojo merupakan tokoh yang gigih melawan penjajah. Karena terdesak dia melarikan diri dan memilih bergerilya di daerah Pekuncen. Daerah tersebut merupakan daerah Keputihan. Selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat syiar Islam.

Kisah yang disampaikan sesepuh Desa Pekuncen menyebutkan bahwa, pada tahun 1719 Adipati Mangkuprojo wafat. Sebelum meninggal, beliau berwasiat pada putranya untuk dimakamkan di Pekuncen. Memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati didirikanlah masjid tersebut.
saka tunggal
Pembangunan masjid tersebut diketuai Demang Sembilan (demang dianggap sebagai ketua desa saat itu) yang terdiri dari Kyai Jrabang dari wetan, Kyai Tanah Kunci, Kyai Brangkal, Kyai Karangasem, Kyai Pekuncen, Kyai Semanding, Kyai Gumeng, Kyai Jatinegara, dan Kyai Tegalsari.
Konon, kerangka masjid disusun di Keraton Kartosuro, kemudian baru dibawa ke Pekuncen dengan berjalan kaki. Komponen masjid yang dibawa antara lain, yaitu satu tiang (soko), dua kayu yang melintang di atas, dan empat danyang (kayu penyangga kayu yang melintang di atas).
Masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Umumnya masjid biasanya ditopang oleh empat tiang sebagai penyangga utama bangunan. Sesuai namanya maka masjid ini hanya ditopang oleh satu tiang saja. Tiang tunggal sebagai penopang utama bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 30 x 30 cm. Tiang setinggi sekitar empat meter tingginya.
Di bagian atas soko guru tersebut terdapat empat batang kayu melintang sebagai penyangga utama bangunan masjid tersebut. Di tengah-tengah tiang terdapat empat skur untuk membantu menyangga kayu-kayu yang ada di atasnya. Kayu yang digunakan sebagai soko tersebut merupakan kayu jati pilihan. Kecuali tiang (saka) tunggal dan skur tersebut, banguan lain di masjid tersebut telah direnovasi.
Pada awal pendirian, atap masjid dibuat menggunakan ijuk dan dindingnya menggunakan tabak bambu. Kurang lebih seabad kemudian yakni tahun 1822 dilaksanakan rehab bangunan atap yang semula ijuk diganti dengan atap genteng. Tetapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu.
Baru pada tahun 1922, dinding bambu diganti dengan bangunan tembok batu bata. Bangunan masjid tersebut saat ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Di lokasi Masjid juga terdapat situs sejarah yang lain, yaitu makam keluarga Adipati Mangkuprojo berjarak kurang lebih 300 m arah utara masjid. Makam tersebut pada tahun 1985 direnovasi oleh keluarga Sumitro Djoyohadikusumo (begawan ekonomi Indonesia). Tidak mengherankan jika setiap bulan ruwah dalam penanggalan Islam, keluarga Sumitro Djoyohadikusumo pasti datang berziarah ke makam ini.
Bupati dari Kadipaten Kebumen dan Banyumas yang dimakamkan di Pekuncen. Dari Banyumas antara lain : Raden Banyak Wide, Raden Banyak Ngampar, Banyak Tontro dan beberapa keluarganya dan abdinya. Sedangkan dari Kebumen adalah Raden Kolopaking I – IV, juga Bupati Pertama Kebumen yang memasuki masa Republik adalah Raden Sukadis. SUMBER

5. Kelenteng Kong Hwie Kiong

40524746ca573c4055cabaaafd37d4fd
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, kelenteng bukan sekadar tempat sembahyang para penganut Tri Dharma yakni Budha, Konghucu, dan Taoisme. Kelenteng mempunyai fungsi sosial, yakni sebagai pemersatu dan mempererat persaudaraan antara warga Tionghoa.
Salah satu fungsi sosial itu terlihat di kelenteng Kong Hwie Kiong. Selain menjadi tempat ibadah, kelenteng yang berada di Jalan Pramuka nomor 41 Kebumen itu juga menjadi tempat berkumpul warga keturunan Tionghoa. Apalagi dalam rangkaian perayaan Imlek, intensitas warga berkumpul di tempat ini meningkat.
Terletak di tengah kota Kebumen, kelenteng Kong Hwie Kiong dibangun pertama kali oleh Liem Kik Gwan seorang letnan keturunan Tionghoa pada tahun 1898. Liem Kik Gwan merupakan seorang petugas pengumpul pajak (Kong Sin) bagi orang-orang Tionghoa untuk diserahkan kepada Belanda. Kelenteng dibangun sebagai tempat ibadah warga keturunan Tionghoa yang saat itu jumlahnya sudah cukup banyak.
Menurut tokoh Tionghoa Kebumen, R Sutanto Kolopaking atau Tan Cing Hok, kelenteng yang berdiri di sisi timur Sungai Luk Ulo itu mengalami kerusakan berat akibat perang. Saat perang kemerdekaan itu, bangunan kelenteng runtuh. Bahkan sejumlah bagian hancur, kecuali beberapa tembok yang masih bertahan hingga sekarang. Sebab kala dalam agresi Belanda I sekitar tahun 1946, warga Tionghoa meninggalkan Kebumen untuk mengungsi ke Yogyakarta.
Sampai tahun 1950, sebagian warga Tionghoa pulang kembali ke Kebumen. Akan tetapi karena berbagai hal, baru pada tahun 1969, kelenteng dipugar kembali. Bangunan tahun 1969 itulah yang masih kokoh berdiri hingga saat ini. Kelenteng yang sudah berumur 114 tahun sejak dibangun pertama kali ini terdapat 15 altar dan 25 patung dewa-dewi (rupang). Adapun dewa yang menjadi tuan rumah di keleteng itu adalah Thian Shang Senmu atau Dewi Samudera. Selain itu, banyak pula yang memuja dewa Hok Tek Ceng Sin.
Sebagai kaum minoritas, tak dapat dipungkiri banyak hal yang harus dihadapi oleh warga keturunan Tionghoa dalam lintasan sejarah. Terlebih pada saat era orde baru yang sekian lama berkuasa, begitu ketat dalam membatasi aktivitas warga keturunan Tionghoa. Sejumlah perayaan pun tak dapat bebas dilakukan seperti saat ini.
Bersyukur, sekarang semua sudah terbuka. Bahkan perayaan Imlek pun ditetapkan oleh pemerintah RI sebagai hari besar nasional. Budaya Tionghoa pun sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

sumber: https://anwarsalis.wordpress.com/2015/12/20/5-tempat-bersejarah-di-kebumen/

Rabu, 22 Februari 2017

20 HAL DARI INDONESIA YANG MENDUNIA DAN MEMBANGGAKAN.

20 Hal dari Indonesia yang Mendunia, Dan membanggakan.


   Berbicara mengenai Indonesia, kita akan terpikir tentang banyak permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia. Mulai dari korupsi, tingkat kemiskinan dan apa pun itu yang menjadi pembahasan hangat isu sosial.

Pada momen Sumpah Pemuda ini, tepatnya sekitar 85 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia bersumpah untuk bersatu padu, berbakti pada Indonesia. Telah banyak prestasi-prestasi hebat yang telah diukir Indonesia di mata dunia. Namun tidak sedikit pula hal-hal kecil yang tanpa kita sadari dan dianggap sepele menjadi sebuah prestasi dan sangat terkenal di luar negeri. Mulai dari masyarakatnya, keindahan alam, dan kebudayaannya.

Inilah beberapa hal-hal kecil yang membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Batik indonesia disukai dan sering kali dipakai oleh Ratu elizabeth II, Ratu Sophie, Ratu Juliana bahkan Bill Clinton.

2. Hasil kerajinan batik kayu indonesia di Desa Sendangsari, Bantul, telah menembus pasar mancanegara, yaitu Asia, eropa, dan Timur Tengah.

3. Bahasa minions dalam film animasi 'Despicable Me 2' adalah campuran bahasa Spanyol, Italia, Inggris, Yunani, dan Indonesia.

4. Bahasa Indonesia ada di peringkat 4 sebagai bahasa terbanyak yang digunakan di platform penerbitan konten internet wordPress.

5. Masakan seperti Ayan Penyet, Nasi Padang, Pisang Goreng, Cendol, masuk sebagai '40 singapore food we can’t live without' versi CNNGo.

6. Timah dari Pulau Bangka Belitung mempunyai peranan penting dalam bahan baku pembuatan smartphone di seluruh dunia.

7.  Lagu tradisional Indonesia seperti Nina Bobo dan Benggawan solo sudah terkenal di dunia.

8.  Michael Reynold Tagore adalah orang Indonesia yang menjadi animator dalam film The Hobbit, The Avenger, dan Iron Man 3.

9. Indonesia memiliki suku bangsa terbanyak di dunia dengan jumlah pulau yaitu 17.508 buah.

10. Pulau dewata Bali merupakan 1 dari 10 pulau paling romantis di dunia. (Majalah Travel +leisure)

11. Adegan Julia Robert bersepeda dalam film 'Eat Pray Love' membuat Ubud, Bali, masuk kedalam 10 lokasi paling juara kategori tempat spiritual.

12. David Foster mengaku, lagu ciptaannya 'To Love You More' dari Celine Dion terinspirasi dari musik keroncong Indonesia.

13. Waterboom Bali masuk kedalam daftar 10 tempat hiburan dan waterpark terfavorit di Asia, mengalahkan Disneyland Tokyo dan Hongkong. 

14. Tema background email Gmail 'Cerry Blossom' di buat oleh orang indonesia bernama Vania sofiandi.

15.  Di Den Haag ada jalan Munirstraat, yang di dedikasikan untuk Munir, pejuang HAM yang meninggal dalam pesawat yang membawanya ke Belanda.

16.  Artina Prastiwi dari Indonesia adalah penemu vaksin penghambat virus flu burung, yang terbuat dari ekstrak buah Mahkota Dewa.

17. Indonesia memliki primata terkecil di dunia, Tasier Pygmy (Tarsius Pumilus), yang hanya ada di Sulawesi.

18. Melihat matahari terbit di Candi Borobudur masuk peringkat #1 dari daftar tempat paling indah sebelum seseorang R.I.P (CNN).

19. Delegasi organisasi petani dunia 'La Via campesina' menilai petani Indonesia salah satu kelompok masyarakat terbaik di dunia.

20. Suku asli Madagascar bernama Afro-Indonesian karena orang Indonesia yang pertama menghuni sekitar ribuan tahun lalu..

Masih banyak lagi hal yang membanggakan mengenai kehebatan Indonesia, mulai dari orang-orang hebat, keindahan alam dan berbagai macam kebudayaan yang membuktikan Indonesia adalah negeri yang tidak bisa dipandang sebelah mata. 20 alasan bukan hanya 6 alasan kenapa kita harus bangga menjadi warga Indonesia, membuka mata kita bahwa Indonesia tidak lemah dan seburuk pandangan orang.

Dulu Made In Indonesia di pandang sebagai barang yang cepat rusak, namun kini Made In Indonesia adalah barang mahal yang hebat. Jadi tidak ada alasan lagu untuk tidak bangga dengan indonesia

sumber: http://news.liputan6.com/read/731535/20-hal-sepele-dari-indonesia-yang-mendunia

Nama-nama Wali Songo, Riwayat, Tempat dan Gambarnya



Nama-nama Wali Songo, Riwayat, Tempat dan Gambarnya

 

Nama-nama wali songo yang kita kenal adalah nama sebutan atau julukan. Biasanya dengan sebutan sunan, yang artinya orang yang dimuliakan. Umumnya yang disebut sunan masih terdapat silsilah keturunan kerajaan, baik secara langsung maupun setelah generasi dibawahnya. Nah, dari sekian banyak sunan-sunan yang menyebarkan agama islam di nusantara, ada 9 sunan yang disebut wali songo atau wali sembilan. Wali sendiri berarti utusan atau wakil. Sedangkan dalam ajaran islam dikenal kata waliyullah atau waliallah yang artinya orang yang beriman dan bertakwa, pelindung dan dapat dipercaya. Para wali-wali ini mengabdikan diri mereka di jalan Allah untuk mengajak orang beriman kepada Allah dengan kerelaan, kelembutan dan tanpa paksaan. Begitu pun dengan wali songo yang menyebarkan agama islam di pulau Jawa.
Para wali tersebut memiliki riwayat dan juga tempat dakwah tersendiri. Selain itu setiap wali juga menitipkan wasiat dan juga peninggalan terhadap umat islam di nusantara. Sehingga nama-nama wali songo tersebut dicantumkan dalam sejarah persebaran islam di nusantara.
Siapa sajakah nama-nama wali songo tersebut? Bagaimanakah riwayat dibalik setiap nama-nama wali songo tersebut? Mari kita bahas satu persatu mulai dari nama-nama walisongo, riwayat, tempat dakwah beserta warisan dan peninggalan masing-masing wali.

Daftar Nama-nama Wali Songo Beserta Riwayat dan Peningglannya

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Gresik
Sunan Gresik. (swaralakbok.wordpress.com)
Sunan Gresik mempunyai nama asli Maulana Malik Ibrahim. Beliau adalah keturunan Nabi Muhammad SAW silsilah ke-22. Beliaulah orang pertama yang memulai dakwah peyebaran islam di pulau Jawa. Pada saat itu, tepatnya di akhir masa kerajaan Majapahit, Sunan Gresik memulai dakwahnya.
Beliau merangkul dan menolong rakyat jelata korban dari perang saudara akibat runtuhnya Majapahit. Beliau menarik hati rakyat kala itu dengan metode bercocok tanam dan perdagangan. Sehingga masyarakat yang sedang kesulitan ekonomi mulai terbantu dan perlahan ingin mempelajari islam.
Karena semakin banyaknya orang yang ingin belajar islam, kemudian beliau mendirikan sebuah pondok di daerah Leran, Gresik. Beliau mengajar ilmu agama hingga akhir hayatnya dan meninggal di tahun 1941 M, jenazahnya dikebumikan di Desa Gapura Wetan, Gresik.
Dasar perjuangan utama beliau adalah menghilangkan sistem kasta yang ada di masyarakat, karena semua manusia sama di mata Allah, yang membedakan hanya amal ibadahnya saja. Sunan Gresik mewariskan peninggalan berupa Masjid Malik Ibrahim, Leran, Gresik.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Ampel
Sunan Ampel. (kumpulan-kisahteladan.blogspot.com)
Sunan Ampel atau yang bernama asli Raden Rahmat adalah anak dari Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Dewi Condro Wulan adalah putri raja Champa yang masih keturunan Dinasti Ming yang terakhir. Beliau menyebarkan agama islam di kalangan masyarakat pedesaan di derah Ampel Denta, Surabaya.
Di sana beliau mendirikan pondok untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin belajar agama islam dan berkonsultasi. Ajaran yang sangat terkenal dan diajarkan pada saat itu adalah falsafah “Moh Limo”. Moh artinya tidak/menolak, dan limo artinya lima.
Jadi isi dari ajaran tersebut adalah untuk menolak dan tidak melakukan lima hal, yakni Moh Main (tidak berjudi), Moh Ngombe (tidak minum-minuman keras), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak mau menghisap candu/ganja/narkoba) dan Moh Madon (tidak berzina).
Peninggalan dari Sunan Ampel adalah Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya. Setelah Sunan Ampel wafat, beliau dimakankan di dekat masjid Ampel. Sedangkan perjuangan dakwahnya diteruskan oleh anaknya yakni Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Bonang
Sunan Bonang. (akucintanusantaraku.blogspot.com)
Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, anak dari Sunan Ampel dari istri bernama Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila. Selepas ayahnya wafat, Sunan Bonang memutuskan untuk belajar agama di Malaka, tepatnya di daerah Pasai. Di sana beliau menimba ilmu dari Sunan Giri khususnya dalam metodologi pengajaran islam yang menarik hati rakyat.
Setelah selesai menimba ilmu di sana, beliau pulang ke Tuban dan mendirikan pondok di tanah kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat di Tuban yang senang terhadap hiburan, maka Sunan Bonang membuat alat musik gamelan untuk menarik minat orang untuk belajar islam. Jadi di sela-sela pertunjukan musik diselingi dengan dakwah.
Peninggalan dari Sunan Bonang adalah alat musik tradisional gamelan berupa bonang, bende dan kenong. Selain itu beliau juga memperkenalkan arsitektur gapura bernafaskan islam.

4. Sunan Drajat (Raden Qosim/Raden Syaifudin)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Drajat
Sunan Drajat, (republikpos.com)
Sunan Drajat atau yang dikenal dengan nama asli Raden Qosim adalah saudara seibu dari Sunan Bonang. Menurut beberapa kisah, beliau juga dikenal dengan julukan Raden Syaifudin. Selepas ayahnya meninggal, beliau sempat belajar dan berguru ilmu agama pada Sunan Muria. Setelah itu barulah beliau kembali ke daerah pesisir Gresik yakni di Desa Jelog, pesisir Banjarwati, Lamongan.
Karena muridnya semakin banyak, maka beliau memutuskan untuk mendirikan pondok di daerah Daleman Duwur, tepatnya di Desa Drajat, Paciran, Lamongan. Di sana beliau mendapatkan ide untuk menyelipkan ajaran agama melalui suluk yang pernah dipelajarinya di tempat Sunan Muria. Suluk yang sering disampaikan pada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”.
Dalam suluk tersebut ada beberapa pesan-pesan yang ditanamkan dalam diri manusia, khususnya ajaran untuk menolong sesama manusia. Salah satu kutipan di dalamnya adalah “Wenehono teken marang wong kang wuto (berilah tongkat pada orang buta). Wenehono mangan marang wong kang luwe (berilah makanan pada orang yang lapar). Wenehono busono marang kang wudo (berilah pakaian pada orang yang telanjang). Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan (berilah tempat berteduh pada orang yang kehujanan)”.
Masih ada beberapa suluk lain yang juga menjadi peninggalan dari Sunan Drajat tetapi yang terkenal adalah Suluk Petuah di atas. Hingga saat ini suluk-suluk Sunan Drajat masih diajarkan di pondok-pondok kuno di tanah Jawa.

5. Sunan Kalijaga (Raden Said)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga. (akucintanusantaraku.blogspot.com)
Sunan Kali Jaga adalah orang Jawa pribumi asli, lahir di Tuban dengan nama asli Raden Said. Beliau adalah anak dari bupati Tuban kala itu yang bernama Arya Wilatika. Arya Wilatika sendiri merupakan pemimpin dari kelompok pemberontakan Ronggolawe di zaman Majapahit. Raden Said muda kala itu mewarisi semangat ayahnya, beliau memrotes penarikan pajak tak berperikemanusiaan di zaman Majapahit.
Kemudian disusunlah rencana perampokan ke semua pejabat pajak dan membagikan seluruh hartanya pada rakyat miskin. Akibat aksinya tersebut, Raden Said dikenal seantero Majapahit dengan nama Bandar Lokajaya. Namun aksinya tersebut terhenti sejak beliau bertemu dengan Sunan Bonang. Beliau dinasehati agar berhenti, karena jalan kebaikan tidak bisa ditemuh dengan jalan keburukan.
Akhirnya Sunan Kali Jaga berhenti dan berguru ilmu agama di tempat Sunan Bonang. Dari sanalah beliau mendapat ide dalam berdakwah, yakni dengan gamelan dan wayang. Tentu saja didalamnya disisipkan dakwah dan ajaran agama islam. Karena beliau orang Jawa asli, maka ajaran yang disampaikan sangat membumi.
Beliau lebih menerapkan pengajaran agama yang bertahap. Menanamkan nilai agama dalam kebudayaan dan ideologi Jawa. Karena beliau berkeyakinan, ketika agama islam dipahami, maka secara otomatis kebiasaan buruk akan hilang dengan sendirinya. Peninggalan dari Sunan Kalijaga adalah seni ukir, wayang, gamelan dan suluk.

6. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Kudus
Sunan Kudus. (republikpos.com)
Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq yang merupakan cucu dari Sunan Ampel. Jadi Ibu dari Sunan Kudus yang bernama Syarifah adalah anak dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Bisa dibilang Sunan Kudus adalah keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Beliau pernah menimba ilmu dengan kedua pamannya tersebut dan juga menimba ilmu di timur tengah. Tepatnya di kota Al-Quds, Yerusalem, Palestina.
Di sanalah beliau banyak mendapatkan pengetahuan dan ilmu agama dari ulama-ulama arab. Sekembalinya ke nusantara, beliau berinisiatif untuk mendirikan pondok tempat orang-orang belajar agama. Dipilihlah desa Loram, Kudus, Jawa Tengah sebagai tempat dakwahnya.
Karena keluasan ilmu yang didapatnya dari sunan-sunan dan para ulama arab, maka beliau diminta untuk menjadi pemimpin daerah Kudus. Beliau menyanggupinya, hal tersebut merupakan jalan terbaik untuk menyebarkan dakwahnya di kalangan pejabat, priyayi dan juga bangsawan kerajaan di Jawa. Karena ilmunya yang luas inilah, Sunan Kudus diberi gelar Wali Al-‘ilmi atau orang yang berilmu luas oleh wali-wali lainnya.
Dalam berdakwah, Sunan Kudus memakai metode yang sama dengan Sunan Kali Jaga. Yakni memakai budaya setempat yang disisipi nilai islam di tengah budaya Hindu. Peninggalan dari Sunan Kudus adalah Masjid Menara Kudus yang bangunan menaranya bergaya Hindu. Nama kudus sendiri sebenarnya diambil dari nama kota tempatnya belajar agama, yakni Al-Quds.
Selain peninggalan di atas, Sunan Kudus juga mewariskan budaya toleransi antar umat beragama. Salah satu ajarannya yakni tidak menyembelih sapi di hari Idul Adha untuk menghormati umat Hindu di Kudus. Beliau memerintahkan untuk mengganti sapi dengan kerbau.

7. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Muria
Sunan Muria. (republikpos.com)
Sunan Muria lahir dengan nama asli Raden Umar Said, yang merupakan anak dari Sunan Kalijaga dan Saroh yang merupakan adik kandung dari Sunan Giri. Sunan Muria mengadaptasi metode pemnyampaian islam milik ayahnya, yakni lewat kebudayaan dan kesenian Jawa. Namun beliau lebih memilih menyebarkan agama di temat terpencil dan juga pesisir pantai.
Sehingga dipilihlah gunung Muria di daerah Muria, Jawa tengah sebagai pusat dakwahnya. Sedangkan jalur dakwah beliau meyebar sampai ke Jepara, Tayu, Juana, sekitar Kudus dan Pati. Rata-rata di seputaran pedesaan, gunung dan pesisir pantai.
Selain itu beliau juga lebih suka dan akrab dengan rakyat jelata. Karena menurut beliau rakyat jelata adalah kelomok masyarakat yang paling banyak jumlahnya dan juga mau menerima pengetahuan baru. Sehingga selain mengajarkan ilmu agama, Sunan Muria juga mengajarkan ilmu bercocok tanam, berdagang dan melaut sesuai kepandaiannya. Sedangkan untuk menarik minat masyarakat untuk memelajari agama digunakan media tembang, yang paling terkenal adalah tembang Sinom dan Kinanti.
Peninggalan dari Sunan Muria sendiri adalah Masjid Muria dan budaya kenduri mendo’akan orang yang meninggal setelah di kubur. Ada nelung dinani/3 hari, mitung diani/7hari, Matangpuluhi/40 hari, nyatus/100 hari, mendhak pisan, mendhak pindho, nyewu/1000 hari.

8. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati. (akucintanusantaraku.blogspot.com)
Sunan Gunung Jati atau yang bernama asli Syarif Hidayatullah adalah keturunan dari bangsawan timur tengah. Ayahnya yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana adalah keturunan Bani Hasyim dari Palestina yang merupakan pembesar di Mesir. Beliau yang terinspirasi oleh perjalanan dakwah Sunan Gresik kemudian hijrah ke tanah Jawa.
Beliau memutuskan untuk berdakwah di daerah sekitar Cirebon, Jawa Barat. Di sana beliau membangun pondok untuk mengajarkan ilmu agama islam pada masyarakat sekitar. Karena beliau orang timur tengah, maka metode penyampaian agamanya diajarkan secara lugas khas timur tengah.
Namun karena beliau juga sadar dengan kondisi masyarakat jawa, maka digunakanlah pengantar menggunakan musik gamelan. Cara ini mirip dengan cara yang dipakai oleh sunan-sunan sebelumnya. Tujuannya agar masyarakat mudah tertarik dengan dakwah dan sekaligus sebagai media komunikasi antar masyarakat. Eningglan dari Sunan Gunung Jati berupa Masjid Merah Panjunan, Kumangang adzan pitu dan Kereta untuk berdakwah.

9. Sunan Giri (Raden Paku / Muhammad Ainul Yakin)

Nama-nama Wali Songo - Sunan Giri
Sunan Giri. (youtube.com)
Sunan Giri terlahir dengan nama asli Raden Paku atau Muhammad Ainul Yakin. Jadi sebenarnya Sunan Giri adalah anak dari ulama islam yang berdakwah di daerah Pasai, Malaka. Namun karena saat itu ada konflik, maka ayahnya menitipkan Muhammad Ainul Yakin pada nelayan untuk dibawa ke Jawa yang lebih aman.
Kala itu kapal melewati Samudera Hindia dan mendarat di Selat Bali. Di sana Sunan Giri diangkat anak oleh Dewi Sekardadu, utri Kerajaan Blambangan di Banyuwangi, Jawa Timur. Dari situlah beliau diberi nama Raden Paku dan dibesarkan di istana.Setelah dewasa sang ibu angkat menceritakan masa lalunya dan siapa orang tuanya.
Akhirnya Sunan Giri memutuskan untuk kembali ke Pasai dan berguru agama pada ayahnya. Namun sebelum kembali, Sunan Giri sempat belajar agama di Ampel dan menjadi murid Sunan Ampel. Sesampainya di Pasai beliau menimba ilmu dan menggantikan ayahnya mengajar setelah wafat. Salah satu muridnya adalah Sunan Bonang yang tidak lain adalah anak dari Sunan Ampel, gurunya.
Setelah lama di Pasai akhirnya beliau kembali ke Blambangan. Beliau dikenal sebagai guru yang menyampaikan dakwah melalui keceriaan. Buktinya adalah dakwahnya disisipkan dalam lagu permainan seperti cublak-cublak suweng, jamuran dan lir-ilir. Bahkan beliau juga menciptakan tembang filsafah yakni pucung dan asmaradana. Peninggalan Sunan Giri adalah Masjid Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat.

Nah, itulah tadi nama-nama wali songo yang menyebarkan agama islam di pulau Jawa. Selain nama-nama wali songo di atas, terdapat pula warisan ilmu dan peninggalan yang bisa kita jumpai sampai hari ini. Jika ada waktu, sempatkanlah untuk wisata reliji ziarah wali. Selain itu sebagai pengingat, kisah dan nama-nama wali songo dimasukkan dalam muatan pelajaran sejarah di sekolah-sekolah.
Di sana kita bisa menelisik jejak-jejak dakwah mereka sekaligus mendo’akan satu persatu dari nama-nama wali songo di atas. Mulai dari yang ada di ujung Jawa bagian timur sampai ke ujung Jawa bagian barat. Semoga kita dapat meneladani kisah-kisah dan kearifan dakwah dari setiap nama-nama wali songo di atas tadi.

SUMBER: http://yusufblogspeed.blogspot.co.id/2016/11/pantai-karangbolong-pantai-unik-andalan.html